Kamis, 24 Desember 2009

MENGENAL JAMUR LEBIH DEKAT

Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.

CIRI-CIRI UMUM JAMUR

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.

1. Struktur Tubuh

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.

Gbr. Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah

Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.

Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.

Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

2. Cara Makan dan Habitat Jamur

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Lihat Gambar 5.3.

a. Parasit obligat

merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,

sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia

carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

b. Parasit fakultatif

adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang

sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang

cocok.

c. Saprofit

merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang

mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah

mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur

saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk

mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga

mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung

menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang

dikeluarkan oleh inangnya.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.

Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.

3. Pertumbuhan dan Reproduksi

Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.

4. Peranan Jamur

Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain sebagai berikut.

a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan

berprotein tinggi.

b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu

dalam pembuatan tempe dan oncom.

c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri

keju, roti, dan bir.

d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.

e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.

Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.

a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit

rebah semai.

b. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman

kentang.

c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.

d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.

e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru

manusia.

f. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.

Sumber:

http://wb9.itrademarket.com/pfimage/24/390524_img2877a.jpg

Sabtu, 12 Desember 2009

MEMANFAATKAN DRUM BEKAS UNTUK STERILIZER MEDIA BAGLOG JAMUR TIRAM

MEMANFAATKAN DRUM BEKAS UNTUK STERILIZER MEDIA BAGLOG JAMUR TIRAM

  1. Memilih drum bekas yang bagus

Ada banyak drum, baik bentuk maupun ukuran. Kriteria drum yang baik:

§ Tebal

Drum yang tipis memiliki banyak galur melingkar, sedangkan yang tebal memiliki permukaan rata tidak bergalur , kecuali 2 galur yang yang membagi tiga drum yang biasa ada pada semua drum

§ Kondisi masih baru, mulus tidak ada cacat, tidak berlekuk , tidak keropos.

§ Memiliki tutup. Sebaiknya drum memiliki tutup dan klem penjepi bawaan,biasanyabekas kemasan bahan baku mesiu . kalo tidak ada bisa menggunakan bekas oli

§ Bahan yang bagus terbuat dari baja berlapis alumunium atau seng

§ Ukuran 200 l

  1. Gambar sterilizer berbahan drum bekas


ALAT STERILISASI DARI PLAT BAJA


Gb. Sterilisator dan steamer (bejana penghasil uap)



Gb. Tungku pembakaran berbahan kayu bakar yang dilengkapi kipas angin.
Pipa logam ditanam dibawah dasar tungku dan di hubungkan dengan kipas angin. Kipas meniupkan angin kedalam bara api. Teknik ini banyak di gunakan pandai besi untuk menghasilkan panas tinggi.



123

Gb. 1. kran buka tutup uap dari steamer ke sterilisator, 2. pengukur suhu steamer diletakan di bagian atas, 3. Bagian bawah steamer berlubang, beberapa pipa disambungkan kedalmnya dan dibelokan kesamping luar melalui satu pipa pembuangan/cerobong asap. Api bisa menjangkau bagian dalam tabung steamer, sehingga panas yang diterima air berlipat ganda, dengan demikian air lebih mudah mendidih.

NI MODEL LAIN ALAT STERILISASI DARI PLAT BAJA

Gb. sterisator/kukusan media jamur


ALAT STERILISASI DARI BETON


Gb Model sterilisator yang lain. terbuat dari beton dan berpintu baja. Untuk menghasilkan uap, dibawahnya dipasangkan sepotong drum yang diisi air. Di bawah drum itu adalah tungku pembakaran kayu bakar yang ditiup kipas angin.



Sabtu, 07 November 2009

VIDEO KLIP BUDIDAYA JAMUR



GALLERY
KU



Ini jamur ku yang sedang menjamur





Artikel BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH

Artikel
BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH
Oleh :Aris Priyanto
http://bibitsuung.blogspot.com

A. Pengolahan Media Tumbuh (bag log) Jamur Tiram

1. alat
1. cangkul
2. botol saus
3. plastic lebar
4. timbangan
5. lantai
6. ember
7. kukusan (bisa dibuat daridrum yang dibuat mirip dandang)

2. bahan
Untuk pembuatan lk100 log ukuran plastic 20-30 - 03 diperlukan bahan-bahan seperti di bawah ini:
a. Serbuk gergaji = 3 karung (yang digunakan karung pakan ayam)
b. Dedak halus=15 kg
c. tepung kanji/aci/sagu 0,5 kg
d. Kapur (CaCO3) atau dolomite atau kalsit atau kalsium= 2,5 kg
e. Pupuk SP36=0,5 kg
f. Air=50-60%
f. Kantong plastic ukuran 20-30-03
g. Karet gelang
h. limbah kapas atau kain kaos sisa jahitan
i. Alkohol (untuk sterilisasi ruangan)

3. Prosedur

1. Bahan-bahan kecuali air dan pupuk dicampur merata
2. larutkan pupuk dalam air
3. tambahkan air ke campuran bahan, aduk rata dengan cangkul/tangan. Penambahan air dirasa cukup jika media dikepal/diperas akan menggumpal tapi tidak meneteskan air. Air perlu di tambahkan lagi kemedia jika media dikepal terurai kembali/tidak menggumpal
4. Media dimasukkan ke dalam kantong plastic pp tahan panas kapasitas ukuran 20-30-03. Media harus dipadatkan dengan botol agar terbentuk media tumbuh yang cukup padat.
5. Ikat mulut kantong plastik dengan rapia. Kini media tumbuh telah siap di sterilkan/kukus


B. Sterilisasi Media tumbuh(bag Log)

Tujuan sterilisasi media adalah mensuci hamakan media agar media bebas dari berbagai macam organisme, contohnya : serangga kecil, bakteri dan jamur lainnya. Sterilisasi dilakukan dengan cara pemanasan dalam jangka waktu dan tekanan tertentu
Cara sterilisasi media tumbuh Yang paling sederhana adalah cara konvensional, yaitu: Sterilisasi pada temperatur 100 derajat C selama 8 jam dengan menggunakan drum. Biasanya digunakan drum kapasitas 200 l yang dipanaskan dengan kompor minyak tanah/kayubakar.



Gb. Drum untuk sterilisasi media tumbuh.

Cara lain yang lebih maju adalah sterilisai dengan menggunakan sterilisator/steamer yang terbuat dari baja atau tembok

Gb: Sterilisator

C. Penanaman (Inokulasi) Bibit jamur
Pembibitan dilakukan di dalam ruang khusus
Cara kerja:
 Buka bagian atas media tumbuh (baglog log) yang telah disterilkan.
 Hamparkan 1-2 sendok makan bibit jamur F2. Gunakan sendok yang telah dipanaskan di atas nyala api. Satu bag bibit untuk 20-25
 Rapatkan kembali plastik bagian atas. Isi dengan kapas sebesar ibu jaru kaki. Ikat dengan karet. Tarik ujung-ujung plastic agar rapat kemedia
 Bag log sudah jadi, siap disimpan/diinkubasikan sampai satu bulan


D. Inkubasi/pemeraman/Penyimpanan bag Log media tumbuh
Bag Log yang sudah ditanami bibit harus disimpan di tempat yang menunjang pertumbuhan miselium dan tubuh buah. Masa penyimpanan log setelah ditanami bibit ini dinamakan masa inkubasi. Pada masa ini suhu yang diperlukan adalah suhu yang lebih hangat yakni sekitar 22-28oC dan kelembaban 60-80 %. lamanya masa inkubasi tergantung besar kecilnya baglog , makin besar ukuran baglog makin lama masa inkubasinya. Sebagai gambaran , untuk mediaukuran 20-30 lamanya inkubasi adalah 28 hari.

E. Penumbuhan jamur
Setelah pertumbuhan miselium mencapai kurang lebih 90% bag log dipindahkan dari ruang inkubasi (incubator) ke ruang penumbuhan dan pemeliharaan jamur (growing). Bag Log disusun di atas rak dengan posisi tegak atau miring. Jarak penyimpanan diatur sedemikian rupa sehingga tubuh buah yang tumbuh dari satu log tidak bertumpang tindih dengan tubuh buah yang lain.
Rangka bangunan dapat dibuat dari besi, kayu atau bambu. Kondisi lingkungan yang harus diperhatikan dalam membuat bangunan Penumbuhan dan pemeliharaan adalah:
Temperatur ideal untuk pembentukan tubuh buah jamur adalah 16-22 oC dan kelembaban80-90% dengan cukup oksigen dan cahaya matahari 10%, tapi jamur masih bisa tumbuh dengan baik maxsimal 30oC dan minimal 14oC, ini disebut suhu toleran .
Udara di dalam ruangan harus bersih, tidak tercemari asap/gas. Asap bersipat racun bagi jamur jadi harus dihindari. Jamur yangterkena asap akan tampak keriting. Pertumbuhan nya terganggu.

Untuk lebih jelasnya lihat gambar pada posting berikutnya.

Pengikut

GUEST BOOK

KLIP VIDEO BUDIDAYA JAMUR Silakan klik untuk lihat macam-macam budidaya jamur di berbagai negara